Sungkawa.

Tanggal yang berulang di tiap tahun  selalu merobek kembali luka yang tak pernah sembuh. Genap sepuluh tahun merindu. Al-fa...

Menetapkan Garis : Bahagia Itu Relatif, Logika Harus Mutlak.

Bahagia itu relatif.  Cuma, harus diingat, mencukakan luka sendiri tidak akan sekalipun membuatmu bahagia. Mungkin dengan bersabar demi ke...

Stagnan.

Bercukup dan tak mengapa hanya satu jalan yang diambil orang malas untuk menyedapkan hati sendiri. Selebihnya mungkin akan berjanji kepada d...

Menjadi Peluru.

Sungguh kau tetap tidak akan tahu tentang ingatan-ingatan yang sedang cuba kurawat ini. Aku masih mengingati nama-nama mereka, bahkan tiap l...

Tigasatu Bulan Lapan.

E ngkau adalah malam yang menyejukkan bahang terpecahbelahnya suku dan puak. Padamu kusaksikan tenang pada gelora lautan perbalahan kuasa...

Batas Sabar.

Terlalu banyak dalam kepala. Tak ada tempat untuk bercerita. Pendam, Pendam, Pendam. Sabar, Sabar, Sabar. Aku dan bata...

Lamaran Yang Tidak Ditunggu.

Kematian amat mencintaimu. Cintanya tumbuh sebaik nafas pertama yang kau pinjam dari bunda. Dia sangat ingin melamarmu melalui cara apapun...

Sesekali, Lupakanlah Alasan Kebergantungan.

Dudukmu masuk menghinggap sayap Terpaksa kulalukan dengan kadar tak rela Tampangmu menceritakan luka atau sekurangnya sakit yang sudah...

Pertunjukan Sebenar Gelanggang Tulis dan Baca.

Sekarang adalah zaman pertunjukan. Lebih-lebih lagi bagi masyarakat yang menggari tangannya di ketik papan kekunci sama ada di PC ,  lapto...

Yang selalu datang kemudian adalah sesalan.

Maaf untuk tidak melakukan banyak untuk melupakan angka kelahiran orang lain. Sudah kufaham tentang satu lagi peluang yang kau minta di dala...