pinggan nasiku juga akan kutinggalkan sepertimu.
Sejak gelasku dan cangkirmu tidak lagi berteman,
aku sering tidak berkawan
dan menidakkan jemputan-jemputan.
Bukankah sudah kujawab pertanyaanmu dengan air mata,
dan memaksa kau agar tidak lekas meninggalkan pinggan dan cawan
cuma terbiar di gantungan?