Tigasatu Bulan Lapan.


Engkau adalah malam yang menyejukkan bahang terpecahbelahnya suku dan puak.
Padamu kusaksikan tenang pada gelora lautan perbalahan kuasa.
Di tanah gersangmu masih ku cari hijau yang mendamaikan.
Pada kontangmu tetap ku tekadkan biru yang menenangkan.
Seandainya bisa ku tanamkan senyum di gundahmu, akan ku hindarkannya dari semua anasir dan parasit.
Jiwamu kerap berlayar sebelum mentari kupeluk dalam pangkuan.


Tanah airku, mengalirlah.
Akan kubiarkan kau miliki segalanya. 
Berlayarlah meski badainya menderu
Meneguhlah meski taufannya bertalu
Engkau tetap takkan ku biarkan sendiri.
Lumpur-lumpur ini takkan menenggelamkan
Selut yang terpalit nanti juga akan kekeringan.
Tegaklah anak bangsa, majulah wahai negara.


Engkau tak pernah keseorangan.
Jika jam di dindingmu tidak lagi melahirkan makna,
tetaplah yakin akan masa depan yang masih boleh dikandung.
Kukirimkan doa bersama sepotong senja
Agar harapan ini dapat kau kemudi bersama bahteraBarangkali kecemasan akan memberi peluang kedua dan seterusnya.


Jelata akan selalu mendoakan tangannya,
Lebarkan keluasan langitmu dan cahaya,
Semoga gemilang terus bumi Malaysia
Di mata, nusantara dan dunia.
Jangan kau hitung bising-bising yang tidak mampu kau namakan.
Percayalah, kami akan setia mencintaimu sepanjang hayat Tuhan.


Selamat enampuluhtahun, Malaysia. 
Sehati sejiwa.