Obituari Perasaan Perempuan.



Aku seringkali mencari getar pertama yang diceritakan Ibu Suri. Sehingga yang tinggal cuma aku; meriang dan berbusa.


Kepalaku lebih ramai dari pasar sehingga terus-menerus memusnahkan kewarasan. Ia tidak pernah kasihan dengan diriku sendiri.

Semuanya menjadi endemik yang entah dari mana. Sia-sia terlahir, sia-sia terbunuh. Cinta hanya sebuah oknum bersama paket sabda kepalsuan dari puluhan juta dongeng.

Nasib kami cuma bercabang jadi dua. Kalau tidak dicinta mati oleh Zainuddin, kami mungkin cuma sebatas Nyai Dasima---jelmaan cinta yang sengaja diubah menjadi kesialan.